
loading...
Tak heran jika akhirnya kisah cinta Habibie-Ainun ditorehkan dalam bentuk novel hingga banyak karya kreatif lainnya. Setelah sukses diangkat dalam film, kisah cinta mantan Presiden Republik Indonesia Ketiga BJ Habibie dan istri Ainun Habibie kini dikemas dalam pertunjukan panggung opera berjudul Opera Ainun, yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada 15-16 September.
Opera ini dihadirkan dengan kemasan cerita berbeda, dibalut aransemen musik pengiring, tata panggung, dan skenario yang detail disiapkan lalu dieksekusi dengan baik di atas panggung, yang diharapkan penonton merasakan nuansa romantisme kisah cinta klasik Habibie dan Ainun.
Suguhan seni teater pertunjukan opera ini berangkat dari buku karya Bacharuddin Jusuf Habibie, Habibie & Ainun (2010), sepasang sejoli putra dan putri bangsa yang bercita-cita besar untuk memajukan negerinya.
Opera yang dipersiapkan selama lebih dari dua tahun ini merupakan sebuah opera klasik yang diangkat dari kisah nyata mantan presiden ketiga Republik Indonesia dengan Ainun. Sosok Habibie diperankan oleh Farman Purnama, sementara Ainun diperankan Andrea Miranda.
Ceritanya tak hanya tentang cinta semata, tapi juga mengangkat nilai-nilai nasionalisme. Bisa dikatakan Opera Ainun ini sebuah tontonan yang mengedukasi generasi muda akan nilainilai kasih sayang, kemanusiaan, semangat hidup, dan cinta Tanah Air.
Melalui opera ini, Ainun memperlihatkan sudut pandangnya sebagai sosok di belakang Rudy (BJ Habibie), dalam perjalanan hidup mereka berdua. Selama 150 menit, penonton disuguhkan cerita perpaduan antara budaya tradisional Indonesia dengan seni Eropa, yang dibagi dalam tiga babak dan empat setting lokasi di dua negara, Indonesia dan Jerman.
Ada 18 cerita dan lebih dari 50 lagu disuguhkan dalam opera yang meleburkan dua tradisi budaya negara yang berbeda satu sama lain. Peleburan dua tradisi ini terlihat pada aransemen musik, tarian, busana, dan tata panggung.
Opera Ainun termasuk opera pionir yang seluruhnya melibatkan orang Indonesia pada segala aspek produksi kreatif, mulai dari penulisan, musik, desain, koreografi, akting, sampai kostum.
Pertunjukan yang terdiri atas tiga babak ini diawali dengan kisah Habibie dan Ainun yang bertemu saat masih remaja hingga akhirnya bertemu kembali saat Habibie sedang pulang ke Indonesia.
Seketika keduanya jatuh cinta dan menjalin hubungan yang serius hingga menikah dan tinggal di Jerman. Di babak pertama dengan latar di Bandung, Jawa Barat, mengisahkan tentang harihari Ainun sebagai dokter muda yang berubah ketika dia bertemu dengan Habibie.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk pindah ke Jerman. Babak kedua, yang berlatar di Oberforstbach dan Hamburg, Jerman, bercerita tentang karier Habibie sebagai insinyur yang semakin menanjak. Ainun pun memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.
No comments:
Post a Comment