:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1988020/original/079067700_1520867896-20180312-Xi_Jinping.jpg)
Liputan6.com, Beijing - Baru-baru ini, China disebut akan mengambil alih posisi Australia sebagai donor terbesar ke wilayah Pasifik, setelah menjanjikan bantuan senilai US$ 4 miliar (setara Rp 57,6 triliun) tahun lalu.
Selama ini, wilayah Pasifik --yang juga dikenal dengan nama Oceania-- mendapat donor terbesar dari Australia. Namun pada 2017, jumlah bantuan yang dijanjikan oleh China disebut empat kali lipat dibandingkan kucuran dana dari Negeri Kanguru, demikian data dari lembaga think-tank Lowy Institute yang diterbitkan pada Rabu 8 Agustus.
Diketahui bahwa Canberra menjanjikan bantuan senilai 815 juta dolar Australia (setara Rp 11,7 triliun) ke Pasifik pada tahun keuangan 2017-2018.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (9/8/2018), sebagian besar dana dari Beijing dialokasikan untuk proyek infrastruktur di Papua Nugini.
Berita tentang besarnya dana bantuan dari Beijing muncul di tengah kegelisahan Australia terhadap meningkatnya pengaruh China di wilayah tersebut.
Hal itu sempat memicu pertikaian diplomatik awal tahun ini, setelah laporan bahwa sebuah pelabuhan yang didanai oleh pinjaman China di Vanuatu merupakan bagian dari upaya untuk membangun kehadiran militer di kawasan Pasifik.
Pada 2014, China adalah donor terbesar keempat ke wilayah Pasifik, di belakang Australia, AS, dan Selandia Baru. Namun kenaikan jumlah kucuran dana dari Beijing, dikombinasikan dengan pemotongan bantuan AS, menjadikannya sebagai donor terbesar saat ini.
Matthew Clarke, profesor pembangunan internasional di Deakin University, mengatakan pengaruh China "mungkin tak terelakkan", meskipun dia "terkejut itu terjadi begitu cepat".
Beijing tidak melaporkan pengeluaran bantuannya kepada OECD atau dalam dokumen anggarannya, yang berarti para peneliti di Lowy Institute harus menyisir pengumuman pemerintah dan dokumen keuangan sejak hampir 10 tahun.
Matthew Dornan, wakil direktur pusat pengembangan kebijakan di Australian National University, mengatakan karena bagaimana hal itu dilaporkan, janji bantuan China cenderung dibesar-besarkan, dan dia menduga tidak semua dari US$ 4 miliar dijanjikan akan berakhir mencapai Pasifik.
Australia tetap menjadi donor terbesar di kawasan itu dalam hal uang yang dibelanjakan, setelah mengirimkan bantuan US$ 6,58 miliar ke wilayah tersebut antara 2011 dan Juni 2017, dibandingkan dengan bantuan senilai US$ 1,26 miliar yang dikirim oleh China dari 2011 hingga Februari 2018.
Simak video pilihan berikut:
Kongres Rakyat China menghapus batas waktu jabatan presiden, memungkinkan Xi Jinping berkuasa seumur hidup.
No comments:
Post a Comment